Administrator
PTDI-STTD
Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/5200606/untung-kecil-swasta-ogah-bisnis-angkutan-perintis
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengeluhkan keengganan perusahaan swasta untuk menakhodai layanan angkutan perintis di daerah tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan (3TP) lantaran tidak menguntungkan.
"Perintis itu merintis, pasti banyak ruginya dibanding untungnya. Dari sisi bisnis, kita tawarkan ke siapapun sudah banyak ruginya, siapa yang mau," ujar Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto dalam sesi temu media di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (7/2/2023).
"Dalam BOK (Biaya Operasional Kendaraan) kita, (pengoperasian angkutan perintis) ada 10 persen keuntungan di situ. Itu pun sudah ditawarkan ke swasta, banyak yg tak mau. Akhirnya penugasan pada Perum DAMRI untuk keperintisan," jelasnya.
Padahal, Suharto menambahkan, Kemenhub sudah melakukan perbaikan terhadap struktur operasional kendaraan untuk angkutan perintis. Tapi, swasta tetap memilih transportasi perkotaan lantaran keuntungan lebih jelas.
"Pusat kota jelas demand-nya. Sehingga hal-hal yang dikhawatirkan pendapatan di bawah 10 persen sudah kita lakukan revisi. Mari, swasta yang operasional angkutan kita ajak. Tapi hingga saat ini belum ada yang mau. Lebih baik di pusat kota yang demandnya sudah pasti," tuturnya.
Senada, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Amirullah tak memungkiri, biaya operasional angkutan perintis cenderung tinggi dengan pemasukan tidak seberapa.
"Kalau cari untung jangan di perintis. Perintis yang menggunakan benar-benar masyarakat yang membutuhkan, benar-benar end user. Tugas pemerintah ikut campur di sana," ungkapnya.
"Kalau untuk angkutan perintis darat memang agak sulit, banyak biaya-biaya tidak terduga. Jadi memang berat," kata Amirullah.
*) Untuk dapat menambahkan komentar silahkan login terlebih dahulu .